Saat gatal, ada beberapa makanan yang dianggap tidak boleh dikonsumsi karena bisa menyebabkan gatal semakin parah. Termasuk olahan ayam. Lalu, apakah gatal gatal boleh makan ayam atau memang benar tidak boleh? Yuk simak faktanya disini.
Gatal-gatal di kulit merupakan salah satu hal yang sangat mengganggu, baik ketika kamu sedang beraktivitas maupun tidak. Kondisi ini kemudian sering dikaitkan dengan makanan yang telah dikonsumsi.
Pasalnya, terdapat beberapa jenis makanan yang memang memicu tubuh mengalami gatal-gata. Salah satu yang sering disebut-sebut oleh masyarakat adalah konsumsi akan daging ayam.
Namun, apakah gatal gatal boleh makan ayam atau justru tidak boleh? Yuk, simak fakta selengkapnya di bawah ini!
Apakah Gatal Gatal Boleh Makan Ayam?
Menjawab pertanyaan tersebut tidaklah mudah. Hal ini dikarenakan ada beberapa faktor dalam diri individu yang sangat memengaruhi kondisi dimana tidak boleh makan ayam saat gatal-gatal.
Dibawah ini adalah beberapa kondisi atau faktor yang tidak memperbolehkan makan ayam saat gatal (jika kamu tidak punya satupun kondisi berikut, maka bisa saja makan ayam meskipun sedang gatal).
1. Alergi (Allergy)
Alergi terhadap protein dalam daging ayam adalah kondisi di mana sistem kekebalan tubuh bereaksi secara berlebihan terhadap protein tertentu yang terdapat dalam ayam. Reaksi alergi ini dapat bervariasi, mulai dari gejala ringan hingga reaksi alergi yang lebih serius.
Salah satu gejala yang umum adalah gatal-gatal pada kulit setelah mengonsumsi ayam.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Allergy, Asthma & Immunology Research pada tahun 2020 menunjukkan bahwa alergi terhadap daging ayam semakin sering terjadi, terutama pada anak-anak.
Studi tersebut menemukan bahwa reaksi alergi terhadap daging ayam dapat menyebabkan gejala seperti gatal-gatal, ruam kulit, pembengkakan bibir atau wajah, sesak napas, dan bahkan syok anafilaksis dalam kasus yang parah.
Jika seseorang mengalami reaksi alergi seperti gatal-gatal setelah mengonsumsi ayam, sangat disarankan untuk menghindari makanan tersebut dan segera berkonsultasi dengan dokter. Dokter akan melakukan evaluasi yang menyeluruh, termasuk riwayat medis, tes alergi, dan pemeriksaan fisik untuk memastikan diagnosis yang tepat.
2. Reaksi Kulit
Gatal-gatal yang terjadi setelah mengonsumsi ayam bisa jadi disebabkan oleh reaksi kulit terhadap bahan-bahan tambahan yang digunakan dalam proses memasak atau penyajian ayam.
Hal ini bisa termasuk rempah-rempah, saus, atau minyak goreng yang digunakan dalam pengolahan ayam. Meskipun tidak semua orang akan mengalami reaksi ini, beberapa individu memang sensitif terhadap bahan-bahan tambahan tertentu.
Menurut laporan dari American Academy of Dermatology Association, beberapa bahan tambahan dalam makanan dapat menyebabkan iritasi atau reaksi alergi pada kulit.
Contohnya, rempah-rempah tertentu seperti merica atau cabai, serta bahan tambahan seperti pewarna makanan atau pengawet, dapat menjadi pemicu reaksi kulit pada sebagian individu.
Penting untuk memperhatikan bahwa reaksi kulit ini berbeda dengan reaksi alergi. Reaksi kulit biasanya lebih ringan dan terlokalisasi di area kulit yang terpapar dengan bahan yang menyebabkan iritasi, sementara reaksi alergi dapat melibatkan respon sistemik yang lebih serius.
3. Intoleransi
Intoleransi makanan terhadap ayam adalah kondisi di mana tubuh memiliki kesulitan dalam mencerna atau mengatasi komponen tertentu yang terdapat dalam ayam.
Intoleransi semacam ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk sensitivitas terhadap protein dalam ayam atau bahkan bahan tambahan yang digunakan dalam pengolahan makanan tersebut.
Menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nutrients pada tahun 2019, intoleransi makanan semakin diakui sebagai masalah kesehatan yang signifikan di masyarakat. Gejala intoleransi makanan dapat bervariasi dari ringan hingga parah, dan bisa termasuk perut kembung, diare, mual, dan bahkan gatal-gatal pada kulit.
Penting untuk diingat bahwa intoleransi makanan berbeda dengan alergi makanan. Intoleransi makanan biasanya disebabkan oleh gangguan dalam sistem pencernaan, seperti kekurangan enzim tertentu, sedangkan alergi makanan melibatkan respons sistem kekebalan tubuh terhadap protein tertentu dalam makanan.
Itulah beberapa faktor yang menyebabkan kamu tidak boleh mengonsumsi daging ayam. Tapi, apabila kamu tidak memiliki faktor-faktor tersebut, bisa saja gatal yang kamu miliki bukan dikarenakan oleh daging ayam.
Makanan yang Tidak Boleh Dimakan Saat Gatal-gatal
Apa saja makanan yang harus dihindari saat gatal-gatal? Terkait dengan pertanyaan tersebut, beberapa jenis makanan tertentu memang dapat memperburuk gatal-gatal pada beberapa individu.
Namun, perlu dicatat bahwa respons tubuh terhadap makanan dapat bervariasi antarindividu. Selain itu, tidak semua makanan yang sama akan memiliki efek yang sama pada gatal-gatal.
Meskipun demikian, ada beberapa makanan yang umumnya dianggap dapat memperburuk gejala gatal-gatal pada beberapa orang seperti berikut.
1. Makanan Pedas
Makanan pedas mengandung senyawa yang disebut kapsaisin, yaitu zat aktif yang memberikan sensasi panas pada makanan pedas. Kapsaisin bekerja dengan cara merangsang reseptor nyeri pada kulit yang dikenal sebagai reseptor TRPV1 (Transient Receptor Potential Vanilloid 1).
Ketika kapsaisin berinteraksi dengan reseptor maka akan menyebabkan sensasi panas dan perasaan terbakar pada kulit. Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Pain pada tahun 2016 menunjukkan bahwa aplikasi topikal kapsaisin dapat menyebabkan perubahan dalam persepsi nyeri dan gatal-gatal.
Meskipun kapsaisin sering digunakan dalam produk pereda nyeri, penggunaannya juga dapat menyebabkan sensasi gatal-gatal pada beberapa individu, terutama pada kulit yang sensitif atau teriritasi.
Bagi beberapa individu yang sensitif terhadap kapsaisin atau memiliki kulit sensitif, konsumsi makanan pedas juga dapat memicu reaksi serupa, termasuk sensasi gatal-gatal pada kulit. Oleh karena itu, bagi mereka yang memiliki masalah kulit seperti dermatitis atau gatal-gatal kronis, menghindari makanan pedas mungkin merupakan langkah yang bijak untuk mengurangi gejala gatal-gatal.
Penting untuk diingat bahwa respons tubuh terhadap makanan pedas dapat bervariasi antara individu, dan tidak semua orang akan mengalami sensasi gatal-gatal setelah mengonsumsi makanan pedas.
Namun, bagi mereka yang sensitif terhadap kapsaisin atau memiliki kulit sensitif, mengurangi konsumsi makanan pedas dapat membantu mengurangi gejala gatal-gatal pada kulit.
2. Makanan Tinggi Histamin
Beberapa makanan tertentu, seperti anggur merah, keju tua, makanan fermentasi (misalnya, tempe, tahu, dan kimchi), serta makanan laut yang sudah basi (seperti ikan dan udang), mengandung kandungan histamin yang tinggi.
Histamin adalah senyawa kimia yang diproduksi secara alami oleh tubuh dan juga dapat ditemukan dalam makanan tertentu. Saat tubuh mengalami reaksi alergi atau intoleransi makanan, kandungan histamin tinggi dalam makanan tersebut dapat memicu atau memperburuk gejala, termasuk gatal-gatal pada kulit.
Menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal International Journal of Molecular Sciences pada tahun 2019, konsumsi makanan yang mengandung histamin tinggi dapat menyebabkan peningkatan kadar histamin dalam tubuh.
Hal ini dapat mengakibatkan berbagai gejala, termasuk gatal-gatal pada kulit, ruam, atau pembengkakan pada bagian tubuh tertentu.
Bagi individu yang sensitif terhadap histamin atau memiliki masalah kulit seperti dermatitis, mengonsumsi makanan yang mengandung histamin tinggi dapat memperburuk gejala gatal-gatal.
Oleh karena itu, disarankan untuk membatasi atau menghindari konsumsi makanan seperti anggur merah, keju tua, makanan fermentasi, dan makanan laut yang sudah basi bagi mereka yang rentan terhadap reaksi histamin.
3. Makanan Penyebab Alergi
Beberapa jenis makanan umum seperti kacang-kacangan (kacang tanah, kacang almond), telur, susu sapi, ikan, dan makanan laut lainnya seringkali menjadi pemicu alergi makanan. Reaksi alergi terhadap makanan ini dapat menyebabkan berbagai gejala, termasuk gatal-gatal pada kulit.
Menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal The Journal of Allergy and Clinical Immunology: In Practice pada tahun 2019, alergi makanan merupakan masalah yang semakin umum terjadi di masyarakat, terutama pada anak-anak.
Studi ini menunjukkan bahwa gejala alergi makanan pada kulit, seperti gatal-gatal, ruam, atau urtikaria, sering kali terjadi setelah mengonsumsi makanan yang umumnya menjadi pemicu alergi, seperti kacang-kacangan, telur, susu, ikan, dan makanan laut.
Bagi individu yang alergi terhadap makanan tertentu, seperti kacang-kacangan, telur, susu, ikan, atau makanan laut, mengonsumsi makanan tersebut dapat menyebabkan reaksi alergi yang melibatkan gejala gatal-gatal pada kulit.
Oleh karena itu, sangat penting bagi mereka yang memiliki alergi makanan untuk membatasi atau menghindari konsumsi makanan yang menjadi pemicu alergi tersebut dan selalu membaca label makanan dengan cermat.
Itulah beberapa jenis makanan yang sebaiknya dihindari karena dapat memicu gatal. Selain itu, apabila kamu memiliki gatal-gatal yang terus-menerus mengganggu aktivitasmu maka kamu perlu mencoba Produk Minyak Waji untuk Gatal.
Yuk, sembuh dari gatal-gatal dengan menggunakan Minyak Waji Multifungsi! Produk ini dirancang khusus dengan formula yang lembut namun efektif untuk meredakan gatal-gatal pada kulit kamu.
Dengan kandungan 10+ Botanicas Essences, Minyak Waji ini memberikan kelembapan dan perlindungan yang dibutuhkan oleh kulit, sambil membantu meredakan iritasi dan gatal-gatal yang tidak diinginkan.
Jangan biarkan gatal-gatal terus mengganggu kenyamanan hidup kamu. Segera temukan solusi dengan Minyak Waji Obat Gatal dan nikmati kulit yang nyaman dan sehat secara alami!